banyak kerinduan yang ada dalam hati, ketika kita melayani dan mengikut Tuhan. tetapi yang mana yang merupakan kehendak Tuhan untuk kita lakukan? saat ini, gw benar-benar bingung jalan mana yang harus gw tempuh. semua nampak tidak mudah... tidak banyak orang yang mendukung.. hanya segelintir orang yang cukup mengerti pergumulan ini. ketika semua dimulai dari 0, dan gw dituntut untuk berjuang.. itu sulit. dulu waktu gw di jakarta (sekarang di bandung), gw merasa nyaman. bisa pelayanan bersama teman-teman yang saling mendukung. dulu gw merasa berat memang.. tapi gak seperti saat ini keadaannya. tapi gw jadi menyadari suatu hal. Tuhan membentuk gw dulu, supaya gw lebih dipersiapkan untuk saat ini. Tuhan membentuk gw saat ini, supaya kelak Tuhan juga boleh persiapkan lagi. dari hal yang kecil dan sederhana. gw dipercayakan untuk pimpin persekutuan kampus.. yang di dalamnya kita berdoa, memuji Tuhan, dan belajar Firman Tuhan lewat eskposisi PA dan belajar ber-PI. yang rencananya bulan Mei ini, kalau Tuhan ijinkan, akan berjalan. beberapa pertanyaan muncul di kepala gw, "orangnya bagaimana? siapa yang mau datang? adakah orang yang benar-benar mau belajar Firman Tuhan sungguh-sungguh dan bertahan ya Tuhan? siapa yang mau bantu mengelola persekutuan kecil ini? bagaimana kalau banyak yang menentang adanya persekutuan ini Tuhan?" :(gw juga merasa bergumul sekali untuk bisa membuat persekutuan ini, banyak orang mungkin yang pesimis, dan kurang mendukung.
kalau Tuhan ijinkan ada, biarlah ini dapat berjalan. tetapi kalau tidak, biarlah Tuhan buka jalan untuk hal lain yang dapat gw kerjakan. :)
trima kasih untuk teman-teman yang mendukung, trima kasih untuk lung-lung juga yang sudah mendoakan gw.. bersyukur kalau dia pun mengingatkan gw lagi tentang kisah Yosua.. :) bagaimana pimpinan Tuhan yg begitu menyertai Yosua..
biarlah kehendak Tuhan yang terjadi.. :)
I surrender all..
"Kapal yang berada di pelabuhan tetap aman, tapi bukan itu tujuan diciptakannya kapal. Kapal diciptakan untuk berlayar di lautan lepas, adakalanya juga menghadapi badai gelombang yang dahsyat. Kita harus mengambil resiko” -John C. Maxwell.
No comments:
Post a Comment